Tuesday, May 1, 2012

Mencari Secercah Harapan untuk Bisa Berharap

Selasa 1 mei 2012, pukul 22:50.

Bulan ini bulan terakhir program studyku harusnya berakhir, tepatnya akreditasinya pada tanggal 25 Mei nanti. Sepertinya aku harus lulus tanpa terakreditasi, itupun kalau bisa, sebab katanya kalau tanggal itu belum juga yudisium, sisa-sisa program study'ku harus beralih ke program study lain, dengan syarat mengambiul beberapa mata kuliah tambahan, yang artinya, paling cepat wisuda munduuuuuur jauh, menjadi Maret 2013. Dari Juni menjadi maret, 9 bulan, hampir satu tahun. Kalau boleh memilih, sepertinya aku lebih memilih untuk lulus tanpa akreditasi, daripada menunggu hampir "satu tahun lagi". Gila. Cuma itu yang bisa aku katakan.

Aku tidak sendirian. Yang bernasib serupa masih ada beberapa orang, masih cukup banyak kalau aku bilang, meskipun mungkin angkanya tidak mencapai 10 orang. Sedangkan sebagian besar temanku yang lain saat ini sedang luar biasa dikejar target lulus, minimal yang paaling jelas yaitu tanggal akhir pendaftaran pendadaran yaitu tanggal 14 mei. Ada yang minggu ini baru seminar, ada yang sedang memperjuangkan untuk sebisa mungkin minggu ini atau  minggu depan seminar, untuk mengejar pendadara itu. Sementara orang-prang seperti aku, hanya berjalan lambat sambil melihat teman-teman yang lain berjuang keras. Mengejar tanggal 14, sangatlah tidak mungkin. Skripsi saja masih dalam tahap pembuatan, analisis data masih belum selesai, jadi aku tidak sedikitpun mencoba untuk bermimpi, bisa terkejar wisuda Juni ini.

Mungkin inilah keadaan yang disebut, ketika bermimpi saja merupakan suatu hal yang kan berujung menyakitkan. Berharap saja  mungkin suatu kesalahan. Tapi mungkin lebih baik seperti itu, terus berharap meskipun itu adalah tidak mungkin, sehingga kita terus berusaha berjuang, tanpa harus memperdulikan harapan kita semakin menipis dan menipis untuk terujud, hingga akhirnya sirna seutuhnya. Hasil akhir'nya, sudah pasti kecewa. Ketika suatu harapan tidak kesampaian, maka hasil'nya hanya satu, yaitu kecewa. Hasil yang negatif, tidak juga bila kita melihat ke yang lain yang tidak memiliki harapan itu, tingkat kerasnya usaha itu akan berbeda, sehingga tanpa kita sadari, kita sudah melangkah jauh di depan manusia-manusia yang tidak memegang harapan tersebut. Sehingga, bisa aku katakan "harapan sekosong apapun itu, pasti ada manfaatnya, harapan kosong tidaklah buruk".

Sayangnya aku satu diantara beberapa orang yang tidak memiliki harapan itu, meskipun kosong sekalipun. Aku adalah manusia tanpa harapan, yang terjebak antara kebingungan, ketakutan, ketidakberdayaan, kesendirian, dan kehampaan. Aku yang saat ini adalah aku yang krisis motivasi. Ingin sekali merubah keadaan ini. Ingin sekali aku mempunya harapan itu. Adakah suatu cara agar harapan itu mendekat padaku, masuk kejiwaku, merubah keadaanku, memberiku sedikit dorongan, hingga akhirnya menjadi milikku, bersatu denganku. Itulah harapan terdekatku.

"harapan sekosong apapun itu, pasti ada manfaatnya, 
harapan kosong tidaklah buruk"

No comments:

Post a Comment